Minggu, 18 November 2018

Tutorial Memakai Sarung



Dulu saat hijabers mulai menjamur, tutorial kreasinya bertebaran di jagat YouTube, dan isi majalah fesyen seolah keluar semua di pinggir jalan, aku kepikiran untuk membuat tutorial serupa tapi tentang cara memakai sarung dengan berbagai macam gaya. Jadi yang latah modis biar tak didominasi kaum hawa.

Aku sering kesulitan memakai sarung dengan cara biasa yang dilipat silang seperti orang-orang kebanyakan. Selalu tak bisa rapi dan tidak bisa kencang, rawan melorot dan potensial memalukan.

Jadi aku pakai mode lipat zig-zag kanan kiri yang diajari temanku SMP dulu. Lebih mudah, rapi dan kencang. Tapi agak sempit kalau dipakai jalan.

Lalu aku mulai bereksperimen dengan mode lipatan zig-zag tapi yang berganda atau lipatan wiru kalau orang Jawa bilang.

Hasilnya, kencang dan lega saat dipakai buat jalan. Tapi tampak agak aneh karena mengembang di bagian depan.

Karena itulah aku bereksperimen lagi dengan mengubah posisi lipatan-lipatan itu di samping. Hasilnya sama kencangnya, dipakai buat jalan lega, bahkan saat jalan dan tertiup angin jadi berkibar-kibar manjah. Kalaupun tak ada angin, ujung lipatan itu bisa dipegang pakai sebelah tangan dan diangkat sedikit ke atas. Pokoknya keren lah. Jadi saat jalan rasanya bagaikan seorang model catwalk dengan busana yang sedang diperagakan 😝

Tak cukup sampai di situ. Eksperimen masih berlanjut. Berikutnya lipatan dipindah ke belakang. Kesannya kurang lebih masih sama dengan yang sebelumnya. Hanya saja yang mode ini mengembang dan berkibarnya ke belakang seperti gaun pengantin yang panjang itu tuh. Wah sensasi baru nih, pikirku saat itu.

Tapi saat dipakai buat sholat jamaah di masjid...

Saat berdiri masih baik-baik saja,
Saat ruku' masih fine,
Tapi saat sujud, beberapa kepala jamaah di belakangku jadi masuk ke sarungku semua. 😂

Jumat, 08 Desember 2017

Matematika Allah Memang Berbeda



Matematika Allah memang berbeda. Jahatnya pelakor pun tak akan mampu mengubah rumusnya. 
Sebuah motivasi hidup tentang perjalanan cinta, karir dan bisnis, bagi yang pernah jatuh bangun melaluinya. 

Sebut saja namanya Mbak R.

Aku mengenalnya sejak tahun 2005 kuliah di UB. 

Tahun itu, mbak R yang masih manten anyar baru merintis usaha jualan buku. Awalnya melapak dengan tikar dan berjualan di depan sekolah-sekolah saat jam istirahat atau jam-jam jemputan.

Selasa, 05 Desember 2017

Victoria and Abdul, Sebuah Film Epic tentang Sejarah yang (Sengaja) Dilupakan


"Henry aku mau makan mangga", perintah Sang Ratu kepada Henry, kepala protokoler istana.

"Tapi mangga hanya ada di India Yang Mulia Ratu", jawab Henry. Dalam hati dia bertanya-tanya, pikiran sang ratu sudah dipengaruhi apa oleh pelayan barunya yang seorang India.

"Tapi aku kan penguasa India. Jadi aku minta satu buah mangga dikirim ke sini", dan kemudian Ratu Victoria berjalan meninggalkan ruangan, diiringi oleh Abdul Khareem, pelayannya yang tampan, seorang India Muslim dari perkampungan Taj Mahal.

Kamis, 18 Agustus 2016

OSPEK Kampus? Siapa Takut?


Bulan Agustus, bulan Kemerdekaan, bulan yang penuh perayaan sekaligus awal dari banyak momen tahunan. Diantaranya seperti tahun baru ajaran yang disana-sini penuh tagihan dan bahkan awal bayar kos kontrakan. Kalau untuk mahasiswa, yang terakhir itu yang menyebalkan karena menambah penderitaan di tanah perantauan.

Karena bulan Agustus menjadi awal tahun ajaran perkuliahan itulah makanya bulan Agustus juga menjadi bulan ospek kampus. Ospek? Iya ospek, kegiatan yang katanya dikonsep untuk memperkenalkan kehidupan kampus ke mahasiswa baru alias maba itu tuh. Meskipun pada prakteknya tak jarang yang dimanfaatkan untuk tebar pesona dan ajang balas dendam. Ih kok seram? Tapi itu dulu kok. Kalau sekarang masih ada yang seram, itu hanya beberapa saja di kampus tertentu. Jadi bagi kalian yang maba tak perlu khawatir.

Jujur, ospek itu saat “dilakoni” memang terasa menyebalkan, menjengkelkan dan melelahkan. Namun percayalah, jika sudah dilewati dan menjadi kenangan, dijamin akan berkesan seumur hidup, Bahkan saat suntuk bisa jadi bahan hiburan. Hidup terasa lebih hidup begitulah, tidak “lempeng” saja seperti papan gilasan karena tak ada pengalaman.

Nah, untuk adik-adik maba, agar ada sedikit gambaran tentang ospek itu seperti apa, aku beri cerita tentang ospek angkatanku tahun 2005 dulu di Bastra Universitas Brawijaya.

Kamis, 12 Mei 2016

Milad Hari Jadi Kawanimut

Alhamdulillah,

Hari ini, 28 tahun anugerah umur dari Allah kepada saya.
Sekaligus 8 tahun hari jadi Kawanimut setia menemani sahabat semua.

Terimakasih atas atensi dan dukungan dari sahabat dimanapun berada.

Doakan semoga umur yang telah lalu penuh dengan pelajaran dan hikmah, dan umur yang akan datang dilimpahi berkah.
Doakan pula agar Kawanimut senantiasa bisa menyajikan suguhan terbaik penuh hikmah dan istiqomah.

^_^

Senin, 09 Mei 2016

Corat-Coret Kelulusan SMA, Bagaimana Menyikapinya?



Saat melihat berbagai "kenakalan" anak sekolah selama ini jadi ingat kejadian 12 tahun silam saat saya masih kelas 2 SMA. 

Saya beruntung bisa bersekolah di SMA favorit sekaligus paling berprestasi di kota kelahiran saya, sekolah yang alumninya sudah banyak yang jadi pejabat mulai tingkat kementerian sampai kelurahan, ada yang jadi dai, jadi pengusaha, jadi artis, sampai fotomodel juga ada.

Karena status sekolah terfavorit itulah siswa yang diterima disana juga pilihan. Rata-rata memang "anak baik" yang tak suka macam-macam. Keseharian suasana belajar mengajarnya juga berjalan "lempeng" tanpa aral melintang.

Jarang sekali ada masalah kesiswaan yang dulunya sering sekali saya temui di SMP, dimana teman-teman saya banyak yang berhadapan dengan guru BP karena kenakalan mereka.